Penyakit Karena Kurang Olahraga
Penyakit dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain itu infeksi, stres, cacat bawaan atau penyakit keturunan. Kurang berolahraga ternyata juga menimbulkan penyakit, paling tidak menjadi pemicu untuk gampangnya menjadi sakit. Olahraga dalam hal ini berarti terlalu sedikit kegiatan fisik.
Berikut 10 jenis penyakit yang ditimbulkan oleh kurangnya berolahraga :
1. Penyakit Jantung
Kurang berolahraga seakan-akan memberikan sumbangan terbesar terhadap penyakit jantung. Dr. Dudey Hite menerangkan, berolahraga secara kontinyu setiap hari seperti berenang, berjalan kaki, bersepeda, joging, aerobik maupun olahraga yang lainnya sangat diperlukan untuk menciptakan tenaga cadangan bagi jantung. Dengan aktivitas tersebut jantung akan sanggup menanggung kelebihan serta ketegangan.
2. Ketegangan Syaraf
Berolahraga secara rutin dapat mengurangi ketegangan syaraf dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya berolahraga secara kontinyu dapat pula menjaga kesehatan mental. Orang yang biasa berolahraga, maka akan menghasilkan zat endorpin, zat antistres yang dihasilkan oleh otak, membuat orang lebih santai.
3. Sakit Pinggang
Sakit pinggang juga bisa disebabkan kurangnya berolahraga. Duduk dengan posisi buruk dan kelemahan otot akan menyebabkan sakit pinggang. Penelitian menunjukkan orang yang kurang berolahraga akan mempunyai otot pinggang yang kaku dan keras.
Empat pakar masing-masing Dr Klauss, Dr Richard Simstoon, Dr M. Thompsin serta Dr Graston membuktikan, sakit pinggang disebabkan oleh kasus otot 80%. Hanya 20% dari kasus tersebut disebabkan oleh masalah lainnya.
4. Kelebihan Berat Badan
Kelebihan berat badan disebabkan oleh beberpa faktor. Orang yang banyak duduk dan kurang berolahraga merupakan sebab utama dari kelebihan berat badan.
Kebiasaan yang sering duduk bukan hanya mengganggu pembakaran kalori, akan tetapi juga mengganggu pengaturan normal akan pemasukan makanan. Oleh sebab kelebihan berat badan inilah telah didapati unsur penyumbang utama kepada berbagai macam penyakit.
Dengan cara berdiet saja, penurunan berat badan akan kurang berhasil, namun dengan berolahraga secara teratur adalah faktor yang terpenting untuk merawat kebanyakan orang yang berkelebihan berat badannya.
Dr James Richard dari Universitas Pensylvania, menukas bahwa berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan diabetes, teristimewa arthritis degeneratif terutama arthristis bagian punggung dan tungkaî.
5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah salah satu dari sekian banyak penyakit metabolik yang makin banyak kejadiannya akibat gaya hidup yang kurang sehat. Umur, gaya hidup, kegemukan, etnik, dan negara asal, merupakan berbagai faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit ini. Prevalensi diabetes mencapai puncaknya pada golongan umur 60-79 tahun.
Menurut dokter bagian penyakit dalam Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Probosuseno, Sp.P.D., K.Ger., faktor yang berpengaruh untuk terjadinya DM adalah faktor keturunan, kurang olahraga, kegemukan, nutrisi berlebih, konsumsi obat-obatan dan hormon.
”DM, kebanyakan karena gaya hidup yang tidak benar. Namun, dengan kemajuan di bidang kedokteran dan farmasi banyak berperan memperpanjang harapan hidup manusia, termasuk di Indonesia,” kata Probobuseno dalam seminar kesehatan ‘Strategi Hidup Sehat bagi Penderita Diabetes Melitus’ yang diselenggarakan oleh GMC Health Centre di Gedung University Club (UC) UGM, Sabtu (15/8).
Ia menyebutkan jumlah penderita penyakit DM selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 1997, terdapat 124 juta orang menderita diabetes melitus atau sekitar 2,1 % dari jumlah penduduk dunia. Pada tahun 2010, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat dua kali lipat atau kurang lebih 221 juta orang. Dikatakan oleh spesialis geriatri ini, meningkatnya jumlah penderita ini disebabkan makin meningkatnya jumlah populasi usia lanjut akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, staf pengajar Klinik Terapi Fisik, FIK-UNY, Dr. dr. B.M. Wara Kushartanti, M.S., mengatakan olahraga merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM bersamaan dengan diet, obat, dan edukasi. Menurutnya, berolahraga akan membantu memperbaiki metabolisme glukosa dan lemak karena sel lebih sensitif terhadap insulin, di samping menurunkan dosis obat suntikan insulin. ”Olahraga menunda kemunculan DM, membantu pengelolaan DM, dan mengurangi komplikasi DM,” ujarnya.
Untuk menunda munculnya DM, dianjurkan melakukan olahraga selama satu jam setiap hari. Khusus bagi penderita DM, dilakukan latihan senam, berupa pemanasan 10 menit, inti 20 menit, dan pendinginan 10 menit, dengan frekuensi latihan 3-5 kali per minggu.
Berbagai tanda dan gejala dari diabetes
- Sering buang air kecil
- Keinginan untuk makan terus
- Mengantuk, lemah
- Kemungkinan adanya komplikasi seperti: hipertensi, katarak, ginjal dll
6. Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Hipertensi tidak hanya menyerang di usia tua saja, tetapi remaja juga bisa mengalaminya. Pada masa transisi ini remaja rentan untuk mengalami masalah serta berperilaku risiko tinggi, seperti merokok, minum-minuman berakohol, dan lain-lain. Perilaku-perilku berisiko tersebut merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi.
Hipertensi bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki risiko hipertensi lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Kurangnya olahraga meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
Tanda dan gejala hipertensi :
- Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
- Sakit kepala
- Epistaksis
- Pusing / migrain
- Rasa berat ditengkuk
- Sukar tidur
- Mata berkunang kunang
- Lemah dan lelah
- Muka pucat
- Suhu tubuh rendah
7. Osteoporosis
Osteoporosis atau penyakit keropos tulang adalah salah satu penyakit yang menimpa tulang karena berkurangnya massa dan kepadatan tulang. Akibat dari osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh dan mudah patah karena kepadatan tulang berkurang. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerapuhan tulang dan berkurangnya masa tulang.
Gejala osteoporosis, meliputi :
- Nyeri pada tulang
- Perubahan bentuk tulang, seperti : bungkuk, pincang, tulang bengkok dll.
8. Depresi dan gangguan mood
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
1. Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
2. Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
3. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Penelitian menunjukkan bahwa pada kasus-kasus tertentu, aktivitas fisik saja mampu mengurangi gejala klinis depresi dan rasa cemas. Pada sebuah penelitian baru-baru ini dengan subyek 156 pria dan wanita berusia diatas 50 tahun yang secara klinis dinyatakan menderita depresi, yang diterbitkan tanggal 25 Oktober 1999 di Archives of Internal Medicine, ditemukan bahwa olahraga dapat memperbaiki mood setelah 16 minggu bersama dengan pemberian obat antidepresan. Para ahli percaya bahwa olahraga aerobik memicu pelepasan endorfin dan zat-zat kimia pada otak lainnya yang mempu memperbaiki mood dan mengurangi rasa sakit.
9. ARTHRITIS
Arthritis adalah peradangan pada satu atau lebih dari sendi-sendi tubuh. Biasanya diikuti dengan nyeri dan kaku terutama pada pagi hari atau setelah berolah raga. Selain nyeri dan kaku, gejalanya juga bisa bengkak, pembentukan tulang yang berubah dan/atau berkurangnya lingkup gerak/keterbatasan gerak, sehingga anggota tubuh tertentu tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Sendi yang radang juga menimbulkan suara pada waktu digerakkan. Istilah arthritis secara literal berarti “Peradangan pada sendi”.
Pada kondisi tertentu arthritis dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya – seperti otot, tulang dan organ di dalam tubuh lainnya – dan dapat mengakibatkan menurunnya fungsi tubuh dan kadang-kadang apabila terjadi komplikasi dapat mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, arthritis dapat mengakibatkan kerusakan sendi. Lebih dari 66 juta orang Amerika menderita penyakit radang sendi ini atau arthritis. Penyakit yang berhubungan dengan sistem sendi ini merupakan penyebab utama dari kecacatan sekarang ini.
10. Insomnia
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut. (Dikutp dari berbagai Sumber/ Ed)
Penyakit dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain itu infeksi, stres, cacat bawaan atau penyakit keturunan. Kurang berolahraga ternyata juga menimbulkan penyakit, paling tidak menjadi pemicu untuk gampangnya menjadi sakit. Olahraga dalam hal ini berarti terlalu sedikit kegiatan fisik.
Berikut 10 jenis penyakit yang ditimbulkan oleh kurangnya berolahraga :
1. Penyakit Jantung
Kurang berolahraga seakan-akan memberikan sumbangan terbesar terhadap penyakit jantung. Dr. Dudey Hite menerangkan, berolahraga secara kontinyu setiap hari seperti berenang, berjalan kaki, bersepeda, joging, aerobik maupun olahraga yang lainnya sangat diperlukan untuk menciptakan tenaga cadangan bagi jantung. Dengan aktivitas tersebut jantung akan sanggup menanggung kelebihan serta ketegangan.
2. Ketegangan Syaraf
Berolahraga secara rutin dapat mengurangi ketegangan syaraf dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya berolahraga secara kontinyu dapat pula menjaga kesehatan mental. Orang yang biasa berolahraga, maka akan menghasilkan zat endorpin, zat antistres yang dihasilkan oleh otak, membuat orang lebih santai.
3. Sakit Pinggang
Sakit pinggang juga bisa disebabkan kurangnya berolahraga. Duduk dengan posisi buruk dan kelemahan otot akan menyebabkan sakit pinggang. Penelitian menunjukkan orang yang kurang berolahraga akan mempunyai otot pinggang yang kaku dan keras.
Empat pakar masing-masing Dr Klauss, Dr Richard Simstoon, Dr M. Thompsin serta Dr Graston membuktikan, sakit pinggang disebabkan oleh kasus otot 80%. Hanya 20% dari kasus tersebut disebabkan oleh masalah lainnya.
4. Kelebihan Berat Badan
Kelebihan berat badan disebabkan oleh beberpa faktor. Orang yang banyak duduk dan kurang berolahraga merupakan sebab utama dari kelebihan berat badan.
Kebiasaan yang sering duduk bukan hanya mengganggu pembakaran kalori, akan tetapi juga mengganggu pengaturan normal akan pemasukan makanan. Oleh sebab kelebihan berat badan inilah telah didapati unsur penyumbang utama kepada berbagai macam penyakit.
Dengan cara berdiet saja, penurunan berat badan akan kurang berhasil, namun dengan berolahraga secara teratur adalah faktor yang terpenting untuk merawat kebanyakan orang yang berkelebihan berat badannya.
Dr James Richard dari Universitas Pensylvania, menukas bahwa berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan diabetes, teristimewa arthritis degeneratif terutama arthristis bagian punggung dan tungkaî.
5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah salah satu dari sekian banyak penyakit metabolik yang makin banyak kejadiannya akibat gaya hidup yang kurang sehat. Umur, gaya hidup, kegemukan, etnik, dan negara asal, merupakan berbagai faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit ini. Prevalensi diabetes mencapai puncaknya pada golongan umur 60-79 tahun.
Menurut dokter bagian penyakit dalam Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Probosuseno, Sp.P.D., K.Ger., faktor yang berpengaruh untuk terjadinya DM adalah faktor keturunan, kurang olahraga, kegemukan, nutrisi berlebih, konsumsi obat-obatan dan hormon.
”DM, kebanyakan karena gaya hidup yang tidak benar. Namun, dengan kemajuan di bidang kedokteran dan farmasi banyak berperan memperpanjang harapan hidup manusia, termasuk di Indonesia,” kata Probobuseno dalam seminar kesehatan ‘Strategi Hidup Sehat bagi Penderita Diabetes Melitus’ yang diselenggarakan oleh GMC Health Centre di Gedung University Club (UC) UGM, Sabtu (15/8).
Ia menyebutkan jumlah penderita penyakit DM selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 1997, terdapat 124 juta orang menderita diabetes melitus atau sekitar 2,1 % dari jumlah penduduk dunia. Pada tahun 2010, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat dua kali lipat atau kurang lebih 221 juta orang. Dikatakan oleh spesialis geriatri ini, meningkatnya jumlah penderita ini disebabkan makin meningkatnya jumlah populasi usia lanjut akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, staf pengajar Klinik Terapi Fisik, FIK-UNY, Dr. dr. B.M. Wara Kushartanti, M.S., mengatakan olahraga merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM bersamaan dengan diet, obat, dan edukasi. Menurutnya, berolahraga akan membantu memperbaiki metabolisme glukosa dan lemak karena sel lebih sensitif terhadap insulin, di samping menurunkan dosis obat suntikan insulin. ”Olahraga menunda kemunculan DM, membantu pengelolaan DM, dan mengurangi komplikasi DM,” ujarnya.
Untuk menunda munculnya DM, dianjurkan melakukan olahraga selama satu jam setiap hari. Khusus bagi penderita DM, dilakukan latihan senam, berupa pemanasan 10 menit, inti 20 menit, dan pendinginan 10 menit, dengan frekuensi latihan 3-5 kali per minggu.
Berbagai tanda dan gejala dari diabetes
- Sering buang air kecil
- Keinginan untuk makan terus
- Mengantuk, lemah
- Kemungkinan adanya komplikasi seperti: hipertensi, katarak, ginjal dll
6. Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Hipertensi tidak hanya menyerang di usia tua saja, tetapi remaja juga bisa mengalaminya. Pada masa transisi ini remaja rentan untuk mengalami masalah serta berperilaku risiko tinggi, seperti merokok, minum-minuman berakohol, dan lain-lain. Perilaku-perilku berisiko tersebut merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi.
Hipertensi bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki risiko hipertensi lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Kurangnya olahraga meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
Tanda dan gejala hipertensi :
- Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
- Sakit kepala
- Epistaksis
- Pusing / migrain
- Rasa berat ditengkuk
- Sukar tidur
- Mata berkunang kunang
- Lemah dan lelah
- Muka pucat
- Suhu tubuh rendah
7. Osteoporosis
Osteoporosis atau penyakit keropos tulang adalah salah satu penyakit yang menimpa tulang karena berkurangnya massa dan kepadatan tulang. Akibat dari osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh dan mudah patah karena kepadatan tulang berkurang. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerapuhan tulang dan berkurangnya masa tulang.
Gejala osteoporosis, meliputi :
- Nyeri pada tulang
- Perubahan bentuk tulang, seperti : bungkuk, pincang, tulang bengkok dll.
8. Depresi dan gangguan mood
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
1. Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
2. Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
3. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Penelitian menunjukkan bahwa pada kasus-kasus tertentu, aktivitas fisik saja mampu mengurangi gejala klinis depresi dan rasa cemas. Pada sebuah penelitian baru-baru ini dengan subyek 156 pria dan wanita berusia diatas 50 tahun yang secara klinis dinyatakan menderita depresi, yang diterbitkan tanggal 25 Oktober 1999 di Archives of Internal Medicine, ditemukan bahwa olahraga dapat memperbaiki mood setelah 16 minggu bersama dengan pemberian obat antidepresan. Para ahli percaya bahwa olahraga aerobik memicu pelepasan endorfin dan zat-zat kimia pada otak lainnya yang mempu memperbaiki mood dan mengurangi rasa sakit.
9. ARTHRITIS
Arthritis adalah peradangan pada satu atau lebih dari sendi-sendi tubuh. Biasanya diikuti dengan nyeri dan kaku terutama pada pagi hari atau setelah berolah raga. Selain nyeri dan kaku, gejalanya juga bisa bengkak, pembentukan tulang yang berubah dan/atau berkurangnya lingkup gerak/keterbatasan gerak, sehingga anggota tubuh tertentu tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Sendi yang radang juga menimbulkan suara pada waktu digerakkan. Istilah arthritis secara literal berarti “Peradangan pada sendi”.
Pada kondisi tertentu arthritis dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya – seperti otot, tulang dan organ di dalam tubuh lainnya – dan dapat mengakibatkan menurunnya fungsi tubuh dan kadang-kadang apabila terjadi komplikasi dapat mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, arthritis dapat mengakibatkan kerusakan sendi. Lebih dari 66 juta orang Amerika menderita penyakit radang sendi ini atau arthritis. Penyakit yang berhubungan dengan sistem sendi ini merupakan penyebab utama dari kecacatan sekarang ini.
10. Insomnia
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut. (Dikutp dari berbagai Sumber/ Ed)